Presiden Prabowo Hadiahi Timnas Indonesia Rolex, Mantan Atlet Wushu Linsdwell Kwok Bereaksi Keras

20 views

NASIONAL -KABAR KOMPAS.ID

Presiden Prabowo Subianto baru saja memberikan hadiah jam tangan mewah merek Rolex kepada Timnas Indonesia.

Ternyata pemberian hadiah ini memicu pro kontra, banyak kalangan atlet yang iri terhadap nasib atlet sepak bola tersebut.

Salah satu yang kesal adalah Lindswell Kwok, atlet wushu nasional yang memiliki prestasi cemerlang.

Atas prestasinya itu, Lindswell diganjar dengan penghargaan Satyalancana Dharma Olahraga, yakni penghargaan olahraga tertinggi di Indonesia yang dijuluki “Ratu Wushu” Indonesia.

Melalui akun Instagram pribadinya, Lindswell menyoroti adanya kesenjangan perhatian dari pemerintah terhadap atlet cabang olahraga lain.

“Tentu bangga dengan prestasi sejawat. Tapi sudah adil belum pemerintah dalam memfasilitasi atlet-atletnya? Karena cabang olahraganya,” tulis Lindswell dikutip dari Tribunnews.com.

Menurut Lindswell, prestasi seharusnya menjadi tolok ukur utama dalam mendapatkan fasilitas dan perhatian dari pemerintah.

Ia menegaskan bahwa kritik yang disampaikan bukanlah untuk menyerang para atlet Timnas, melainkan menyoroti peran pemerintah yang dinilai belum adil dalam mendukung semua cabang olahraga.

Lindswell juga mengungkapkan kondisi sulit yang dihadapi atlet wushu junior akibat kebijakan efisiensi anggaran Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Atlet-atlet muda tersebut dipulangkan secara sepihak melalui Zoom setelah menjalani masa pelatihan nasional (pelatnas) dan harus meninggalkan sekolah demi mengorbankan waktu untuk mengharumkan nama bangsa.

“Mereka mengorbankan sekolah untuk fokus di pelatnas, tapi tiba-tiba dipulangkan. Sekali lagi. Mereka dipanggil, mereka dikumpulkan, mereka juga dipulangkan secara tidak layak,” papar Lindswell.

Proses pemulangan atlet wushu muda tersebut berlangsung secara mendadak dan tanpa komunikasi yang layak, bahkan pemberitahuannya hanya lewat aplikasi meeting Zoom.

Hal ini membuat Lindswell mempertanyakan sikap pemerintah yang lebih memprioritaskan efisiensi anggaran daripada kesejahteraan dan persiapan atlet.

“Bukan karena sejawat kita dapat apresiasi, lalu kita kepanasan. Tapi lihat dulu siapa yang kasih. PRESIDEN, DI MASA EFISIENSI. Di mana cabor lain dicuekin, (namun) cabor yang terkenal dan banyak peminat (lebih) diperhatikan,” tegas Lindswell.

Lebih lanjut, Lindswell menjelaskan kronologi pemulangan para atlet wushu muda.

Mereka dipanggil dan dikumpulkan secara mendadak, menjalani seleksi, dan masuk pelatnas, yang membuat mereka harus meninggalkan sekolah.

Namun, setelah delapan bulan menjalani pelatnas, pada akhir Maret 2025, mereka mendapat kabar pemulangan lewat Zoom.

“MEREKA DIPULANGKAN. Dan karena ini adalah program Kemenpora, tentu kita tidak punya daya untuk mempertahankan,” ujar Lindswell.

Ia menegaskan bahwa masalah yang dialami atlet wushu ini hanya satu dari sekian banyak kasus yang juga menimpa cabor unggulan lain yang kurang mendapat perhatian setimpal.

“Ini cuma salah satu dari sekian banyak yang dialami cabor-cabor unggulan tapi gak seterkenal bola. Jadi, bisakah cabor lain lebih diperhatikan pemerintah?” lanjut Lindswell.

Sebagai penutup, Lindswell menyatakan kritik ini merupakan bentuk keprihatinan dan harapan agar pemerintah bisa memperbaiki sistem dan sikap dalam memfasilitasi seluruh atlet di Indonesia secara adil.

Ia berharap masyarakat juga dapat melihat situasi ini secara objektif.

“Kalau kalian fans, lalu kalian pro dengan ketidakadilan, maka kalian ikut membantu pemerintah menjadi semakin terpuruk kinerjanya. Yang kita harapkan adalah kemajuan di segala sektor, segala bidang,” ucapnya.

“Sudah kewajiban aku sebagai orang yang berkecimpung di dunia olahraga untuk speak up,” pungkasnya.

Sementara itu, komika dan pemerhati sosial, Ernest Prakasa, turut berkomentar soal pemberian hadiah jam tangan mewah kepada para pemain Timnas.

Meski mengapresiasi perjuangan para pemain, Ernest mempertanyakan sumber anggaran hadiah tersebut, terutama di tengah isu efisiensi yang digaungkan pemerintah.

“Turut senang untuk para pemain yang sudah berjuang,” tulis Ernest di akun X (dulu Twitter) pada Minggu (8/6/2025).

Namun, ia merasa bingung dan bertanya-tanya, “Tapi sebagai warga negara, sepertinya wajar kalau gue bingung, katanya lagi penghematan, terus ini pakai anggaran apa?”.