Tim Commissioning Board Machine One (BM1) foto bersama di depan jumbo roll BoardOne sambil mengangkat jari sebagai simbol BM1
Pelalawan- KABAR KOMPAS.ID
Bagian dari upaya menjalankan bisnis berkelanjutan, PT Riau Andalan Paperboard International, anak usaha dari Asia Pacific Resources International Limited (APRIL) Group, memulai uji operasional pabrik kertas kemasan bernilai investasi sebesar Rp33,4 triliun.
Pabrik dengan kapasitas produksi tahunan 1,2 juta ton kertas kemasan dengan merek BoardOne™ dan Silverpak ini ditargetkan akan berproduksi secara penuh tahun ini. Kertas kemasan yang diproduksi dapat didaur ulang dan dapat terurai secara alami (biodegradable).
“Pabrik kertas kemasan terbarukan ini melanjutkan komitmen APRIL Group pada diversifikasi produk hilir bernilai tambah yang mendukung keberlanjutan, memanfaatkan keunggulan produsen produk berbasis serat yang terintegrasi,” jelas Anita Bernardus, Director Corporate Communications, APRIL Group, akhir pekan lalu.
Pasokan bahan baku ke pabrik ini sebagian besar berasal dari peningkatan produktivitas hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola APRIL Group dan akan mematuhi kebijakan keberlanjutan APRIL Group serta sejalan dengan komitmen dan target APRIL2030 yang secara langsung berkontribusi pada upaya mewujudkan nol emisi bersih dari penggunaan lahan, zero net loss dari kawasan konservasi, capaian positif keanekaragaman hayati, serta menghapus kemiskinan ekstrem pada masyarakat di sekitar wilayah operasional.
Kehadiran pabrik ini akan menciptakan 600 lapangan kerja baru saat sudah beroperasi sepenuhnya dan memberikan multiplier effect yang cukup banyak.
Selama masa uji operasional perusahaan akan terus menyetel fasilitas produksi yang menggunakan teknologi terkini (state-of-the-art) agar mampu memenuhi standar mutu, standar kesehatan, standar keamanan global, serta memenuhi kriteria produksi yang berkelanjutan.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pabrik paperboard yang dibangun APRIL Group ini merupakan salah satu pabrik state-of-the-art dan terintegrasi.
Menko juga menambahkan keberadaan pabrik kertas kemasan berkelanjutan ini dapat menyokong komitmen zero net emission pemerintah di tahun 2060 karena pengelolaan yang sustainable atau berkelanjutan.
“Ini merupakan wujud nyata dari Green Economy dan Sustainable Forest Management, bisa dilihat dari pengelolaan sumber daya bahan bakunya berasal dari hutan tanaman industri, tentu ini berbasis hijau dan mengapa dia sustainable, karena penanaman eucalyptus hanya butuh waktu 5 tahun untuk panen dibanding negara eropa yang memakan waktu hingga 25 tahun, jadi ini sangat kompetitif dari negara lain,” jelasnya saat itu. ***