PELALAWAN-Kabar Kompas.Id
Ketua TP. PKK Kabupaten Pelalawan Sella Pitaloka, S.AP melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) dalam rangka percepatan penurunan stunting yang dipusatkan di Balai Penghulu Koto Kecamatan Pelalawan, Rabu (09/11/2022).
Sella Pitaloka Zukri menyampaikan bahwa beberapa tahun ini Indonesia umumnya Kabupaten Pelalawan khususnya dihadapi dengan masalah stunting yang artinya gagal pertumbuhan dan perkembangan pada anak-anak, rentan terhadap penyakit, dan mempengaruhi perkembangan otak yang membuat tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.
Ini semua disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama bagi anak. Maka diperlukan penanganan dan peran serta dari seluruh elemen baik instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat.
“Anak-anak adalah masa depan penerus bangsa. Anak adalah investasi terpenting negara untuk mewujudkan bangsa tangguh, sejahtera dan maju ” kata Sella.
Di akhir sambutannya Sella berpesan agar ibu hamil dan anak-anak balita khususnya di Kabupaten Pelalawan jangan ada terkena stunting, harus memperhatikan makanan dan gizi pada anak.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, Penyerahan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi Balita, Ibu Hamil, Remaja Putri, penyerahan paket untuk lansia, dan penyerahan paket lainnya.
Kegiatan juga dihadiri para ibu PKK Kabupaten Pelalawan, ibu PKK Kecamatan Pelalawan serta dihadiri para ibu serta lansia warga sekitar kegiatan. Kegiatan PKK tentang pentingnya memberantas stunting sangat disambut antusias oleh para ibu-ibu.
Kunjungan kerja ke setiap Kecamatan merupakan agenda istri Bupati Pelalawan, H. Zukri tersebut dalam rangka menekan angka stunting yang ada di seluruh wilayah Kabupaten Pelalawan.
Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 menunjukan (Prevalensi) atau Pertumbuhan anak di bawah lima tahun balita yang mengalami stunting di Provinsi Riau sebesar 23,3%.
Terdapat 6 Kabupaten/Kota di Riau yang memiliki prevalensi di atas rata-rata provinsi tersebut. Prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Rokan Hilir, yaitu 29,7%, diikuti Kabupaten Indragiri Hilir 28,4%, Kabupaten Rokan Hulu 25,8%, Kabupaten Kampar 25,7%, Kabupaten Indragiri Hulu 23,6%, dan Kabupaten Kepulauan Meranti sebesar 23,3%.
Terdapat pula 6 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di bawah angka rata-rata provinsi, yaitu Kota Pekanbaru 11,4%, Kabupaten Siak 19%, Kabupaten Pelalawan 21,2%, Kabupaten Bengkalis 21,9%, Kabupaten Kuantan Singingi 23%, serta Kota Dumai 23%.
Adapun prevalensi seperti diketahui balita stunting secara nasional sebesar 24,4% pada 2021. Pemerintah menargetkan prevalensi tersebut turun mencapai angka 14% pada 2024.(Adv)