AHY Sebut 90 Persen Pembangunan di Era Jokowi adalah Kinerja Ayahnya, Anggota DPR Ungkap Data Lain

253 views

Jakarta- Kabar Kompas.Id

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengklaim 70 hingga 90 persen pembangunan di era Presiden Joko Widodo adalah kinerja ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono.

Hal itu disampaikannya dalam pidato pembukaan dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) Partai Demokrat, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (15/9/2022).

“Jadi jelas banyak sekali proyek-proyek itu kami menyeluruh dan tidak sering kali dipublikasi. Ada yang mengatakan misal, jaman dulu enggak ada pembangunan infrastruktur nyatanya banyak,” kata AHY.

Kemudian, AHY menyatakan banyak pembangunan atau proyek infrastruktur yang dibangun di era SBY tapi tidak banyak dipublikasikan.

Kami rencanakan, persiapkan, dialokasikan anggarannya, dan dimulai dibangun sehingga banyak yang tinggal dan sudah 70 persen bahkan tinggal 90 persen, tinggal gunting pita. Setahun (pemerintahan) gunting pita kira-kira masuk akal enggak,” ujarnya.

Lalu seperti apa sebenarnya pencapaian pembangunan infrastruktur yang dicapai pemerintahan Jokowi hingga saat ini?

Respons Repdem Sikapi Sindiran AHY Soal Rezim Jokowi Tinggal Gunting Pita Proyek Infrastruktur.

Berdasarkan data yang dihimpun, SBY telah membangun jalan tol sepanjang 189,2 km sejak 2004 hingga 2019. Sedangkan Jokowi membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 km sejak menjabat pada tahun 2014.

Jokowi juga diketahui membangun 12 bendungan sejak menjabat.

Jika diakumulasi, ada 30 bendungan yang selesai dibangun di era jokowi.

Selanjutnya, tercatat ada 29 bandara yang dibangun di masa pemerintahan Jokowi

Pembangunan infrastruktur pada era pemerintahan Joko Widodo sudah berjalan ‘on the track’. Pencapaiannya bahkan melampaui pembangunan infrastruktur pemerintahan Indonesia lainnya, selama ini.

“Pembangunan infrastruktur di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo selama hampir sembilan tahun ini adalah yang terbaik di antara yang lainnya. Saya punya data. Kita bicara berdasarkan data, jadi tidak asal ngomong,” ujar Ridwan Bae, politisi senior Partai Golkar, Sabtu (17/9/2022) kepada media.

Wakil Ketua Komisi V DPR yang menggawangi penyusunan Undang-Undang, pengawasan dan APBN ini menyampaikan pendapatnya untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengurai keberhasilan pembangunan di era pemerintahan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

AHY menyebut, pembangunan di masa SBY lebih baik dari era Jokowi. Berbagai parameter juga membuat rakyat lebih sejahtera.

Namun, pernyataan AHY lantas menuai berbagai tanggapan, termasuk Ridwan Bae. Mantan Bupati Muna, Sultra, ini, menegaskan, keberhasilan pembangunan di era Jokowi jauh lebih baik dari era SBY.

Rakyat juga lebih senang dan sejahtera di era Pak Jokowi, bukan sebelumnya ” tegas Ridwan Bae, yang terpilih sebagai anggota DPR RI dua periode dari Dapil Sultra. “Saya bicara berdasarkan data, bukan sekadar ngomong seenaknya ke media.”.

Ridwan Bae menjabarkan capaian pembangunan di era SBY dan Jokowi. Dalam 10 tahun pemerintahan SBY melalui Kabinet Indonesia Bersatu, 2004-2014, sepanjang 189,2 km jalan tol selesai konstruksi.

Kemudian sebanyak 18 bendungan mulai konstruksi dan selesai pada pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Dari 2004 hingga 2014, sebanyak 24 bandar udara (bandara) selesai kontruksi.

Dari data Ridwan Bae, sejak 2014 hingga September 2022 melalui dua kabinet pemerintahan Jokowi, telah selesai konstruksi sepanjang 1.762,3 km jalan tol.

Bendungan, 30 selesai konstruksi. Lalu, 29 bandar udara.

Bahkan terdapat pembangunan sepanjang 316.590 km jalan desa yang juga selesai konstruksi.

Ridwan Bae juga menegaskan, Jokowi masih menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan 750 km jalan tol pada dua terakhir pemerintahannya, yakni 2023 dan 2024.

“Target yang direncanakan oleh Pak Jokowi ini kurang lebih 2 tahun, jauh lebih panjang ketimbang capaian jalan tol yang dibangun semasa kepemimpinan SBY selama 10 tahun, yakni hanya 189.2 km,” papar Ridwan Bae.

“Jadi terbukti ‘kan, mana yang lebih baik. Membandingkan itu dengan data sehingga menjadi fakta, bukan sekadar bicara. Bicaralah dengan data,” tegas Ridwan Bae.