PEKANBARU- Kabar Kompas.Id
Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP), Mulia Nauli mengatakan, PT RAPP beserta perusahaan di bawah Grup APRIL yang tergabung dalam Program Restorasi Ekosistem Riau, yakni PT Gemilang Cipta Nusantara (PT GCN), PT Sinar Mutiara Nusantara (PT SMN), PT The Best One Unitimber (PT TBOT) dan PT Global Alam Nusantara (PT GAN) berkomitmen mendukung pemerintah dalam implementasi pembangunan rendah karbon di Provinsi Riau.
“Komitmen pembangunan rendah karbon di Provinsi Riau ini sejalan dengan komitmen APRIL2030 khususnya pilar Iklim Positif, Lanskap yang Berkembang, dan Pertumbuhan Berkelanjutan,” kata Mulia Nauli saat peluncuran Peraturan Gubernur Riau Nomor 56 tahun 2022 tentang rencana pembangunan rendah karbon di Gedung Daerah Balai Serindit, Rabu (25/1/2023).
Mulia Nauli menyampaikan, pilar Iklim Positif menargetkan pengurangan emisi karbon secara drastis melalui solusi berlandaskan ilmu pengetahuan. Inisiatif yang akan dilakukan mencakup mewujudkan net zero emission dari pemanfaatan lahan dengan jalan mengoptimalkan penyerapan, dan penyimpanan karbon di berbagai jenis bentang alam termasuk lahan gambut, serta meminimalkan emisi melalui pengelolaan bentang alam yang berlandaskan ilmu pengetahuan.
“Kami juga akan mewujudkan penurunan hingga 25 persen kadar emisi karbon pada produk yang dihasilkan melalui investasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan sistem operasi, dan pemenuhan sebagian besar kebutuhan energi di pabrik dan kegiatan operasional hutan tanaman industri dari sumber-sumber energi yang bersih dan terbarukan,” terangnya.
Hal itu, menurut Mulia Nauli, diimplementasikan antara lain dengan melakukan investasi pembangunan panel surya (solar panel) yang telah terpasang dan dimanfaatkan sejak tahun 2021, dan nantinya akan mencapai kapasitas 20 megawatt (MW) pada tahun 2025.
“Saat ini RAPP juga telah mengoperasikan enam unit bus listrik (e-Bus) sebagai upaya menurunkan emisi karbon dalam operasional transportasi karyawan di Pangkalan Kerinci,” sebutnya. Dalam pilar Lanskap yang Berkembang, target-targetnya mendorong upaya konservasi sebagai bagian dari pendekatan proteksi-produksi.
“Untuk memastikan bahwa lanskap dan keanekaragaman hayati di wilayah kami beroperasi tetap terpelihara, terlindungi, dan lestari, maka sebagian pendapatan dari hutan tanaman industri kami akan digunakan untuk upaya restorasi dan konservasi hutan. Inisiatif tersebut mencakup upaya memperluas kawasan untuk konservasi dan restorasi hingga di luar wilayah operasional kami, serta memastikan tidak adanya kawasan konservasi yang hilang (zero net loss),” paparnya.
Mulia Nauli menambahkan, guna mengoptimalkan luasnya lahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan produksi, pihaknya berinvestasi di bidang inovasi teknologi dan penelitian silvikultur (budidaya hutan) guna mencapai 50 persen peningkatan produktivitas hutan tanaman industri yang mereka kelola.
“Komitmen pembangunan rendah karbon Provinsi Riau juga mencakup pengawasan dan pengendalian pengelolaan limbah, yang selaras dengan pilar Pertumbuhan Berkelanjutan pada komitmen APRIL2030. Sebagai bagian dari upaya tersebut, kami akan meningkatkan efisiensi penggunaan material pada kegiatan produksi, melakukan pemanfaatan kembali bahan-bahan kimia, mengupayakan pemakaian air yang lebih sedikit per ton produk, serta mengurangi limbah padat,” tukasnya.***