Demi Masa Depan Generasi Muda, RAPP dan Pemkab Kuansing Sepakati Kerjasama Program Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting

8 views

Keterangan Photo: Penyepakatan program kerjasama antara PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan Pemerintah Kabupaten Kuansing (Kuansing) dalam rangka pencegahan dan percepatan penurunan stunting di ruang pertemuan Kantor Bupati Kuansing, Selasa (10/6/2025).

TELUK KUANTAN – KABAR KOMPAS.ID

Ruang pertemuan di Kantor Bupati Kuantan Singingi, Selasa (10/6/2025), menjadi saksi sebuah langkah besar diambil demi masa depan generasi Kuansing, yakni penyepakatan program kerjasama antara PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan Pemerintah Kabupaten Kuansing (Kuansing) dalam rangka pencegahan dan percepatan penurunan stunting.

Bagi RAPP, kolaborasi ini bukanlah yang pertama. Melalui Community Development (CD) Departemen, perusahaan terus menegaskan komitmennya dalam mendukung program pemerintah, khususnya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Bagi Kuansing, kerja sama ini membawa harapan baru di tengah tantangan yang nyata.

Angka stunting di kabupaten ini menjadi yang tertinggi di Provinsi Riau dalam tiga tahun terakhir. Dari 17,8% pada 2022, melonjak menjadi 23% di 2023 dan kembali naik, meski tipis, menjadi 23,1% pada 2024. Di balik data itu, ada ribuan anak yang pertumbuhan fisik dan kognitifnya berisiko terganggu.

“Dengan kerja sama ini kita berharap, angka stunting di Kuansing bisa ditekan. Ini soal generasi masa depan. Anak-anak Kuansing punya hak untuk tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing,” ujar Wakil Bupati Kuansing, H Muklisin, yang hadir langsung dalam audiensi tersebut.

Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari program pendampingan teknis dan advokasi yang sebelumnya telah dijalankan RAPP di empat kabupaten lainnya, yakni Pelalawan, Siak, Kampar, dan Kepulauan Meranti. Hasilnya cukup menggembirakan, dengan penurunan rata-rata prevalensi stunting sebesar 6,5% pada tahun 2022-2024.

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A), Azwandi, yang turut hadir dalam kegiatan audiensi, juga memberikan dukungan positif terhadap inisiatif tersebut.

Menurutnya, langkah ini sangat berarti bagi putra-putri Negeri Jalur, agar menjadi generasi penerus yang sehat, cemerlang, dan memiliki daya saing tinggi di masa depan.

“Kami berterima kasih banyak kepada RAPP, karena tahun ini Kabupaten Kuansing dijadikan lokus pelaksanaan program pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Ini merupakan bentuk kolaborasi yang sangat berarti bagi kami dalam upaya membangun generasi yang sehat dan berkualitas,” ungkapnya.

Bagi banyak pihak, momen di Teluk Kuantan itu merupakan awal dari sebuah kolaborasi yang menyatukan niat baik, ilmu, dan aksi nyata, demi memastikan setiap anak di Kuansing punya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan bermimpi.

Menurut Ferdinand Leohansen Simatupang, Head of CD Department RAPP, momen penyepakatan kerjasama ini menjadi langkah awal bagi RAPP dan Pemerintah Kabupaten Kuansing, melalui Tim Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Pencegahan Stunting, untuk bersama-sama menyusun dokumen Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku (SKPP).

“Kami percaya bahwa pencegahan sejak dini merupakan kunci untuk memutus rantai stunting. Ini bukan hanya tentang memberikan intervensi di tingkat masyarakat, tetapi juga bagaimana kebijakan di tingkat pemerintah dapat memperkuat upaya tersebut,” jelas Leo.

Lebih lanjut Leo menyampaikan, RAPP berkomitmen untuk terus mendukung program-program pencegahan stunting Pemerintah Kabupaten Kuansing, salah satunya melalui melalui pemberdayaan dan penguatan peran Posyandu untuk pencegahan dan percepatan penurunan stunting dengan edukasi masyarakat tentang kesehatan dan gizi, pelatihan kader Posyandu, dan inisiatif lain berbasis komunitas. Hal ini sejalan dengan komitmen APRIL 2030 pada pilar Kemajuan Inklusif, dengan target menurunkan angka stunting hingga 50% di desa-desa sasaran.

“Stunting bukan hanya soal ekonomi. Banyak juga disebabkan kurangnya pengetahuan tentang pola asuh, gizi seimbang, dan sanitasi. Karena itu, edukasi menjadi kunci. Kita ingin masyarakat memahami dan mengubah perilaku secara sadar dan berkelanjutan,” jelas Leo.

Salah satu pendekatan yang terbukti efektif adalah penyusunan SKPP, yang kini telah dimiliki oleh empat dari lima kabupaten di wilayah operasional RAPP. Dokumen ini, jika ditopang dengan regulasi daerah seperti Peraturan Bupati, akan menjadi panduan konkret dalam melaksanakan intervensi pencegahan stunting.

Kerja sama ini menjadi bagian dari visi besar APRIL2030, inisiatif keberlanjutan, yang salah satu tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas hidup masyarakat. Bukan sekadar menekan angka, tetapi menciptakan perubahan yang terasa hingga ke akar rumput.***